Upaya Memahami Makna Kata hajar, aman dan back up dalam Kasus Penembakan Brigadir Josua Melalui Kajian Wacana Kritis

Authors

  • Fransisca Dwi Harjanti Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Roely Ardiansyah Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.26594/diglossia.v15i1.3853

Keywords:

analisis wacana kritis, hajar, back up, aman

Abstract

Tulisan ini adalah bidang kajian wacana kritis yang mencoba mengungkap makna kata hajar atau menghajar, aman dan back up. Satu di antara tiga wacana ini menjadi wacana yang banyak diberbincangkan oleh para ahli linguistik, ahli hukum, dan masyarakat.  wacana ini menjadi perdebatan yang ramai pada saat persidangan kasus pembunuhan Brigadir Josua. Untuk memahami makna implisit kata hajar, amankan dan back up, maka tulisan ini akan menganalisisnya dengan menggunakan kajian atau Analisis Wacana Kritis.  Data yang digunakan adalah tiga buah kata yang muncul pada saat persidangan. Data tersebut diambil dari dokumentasi kasus persidangan terdakwa FS dan Bharada E dalam kasus Penembakan Brigadir Josua. Karena termasuk dalam kajian wacana kritis, proses penganalisisannya meliputi, proses deskripsi, penjelasan, dan eksplanasi. Dalam Analisis Wacana Kritis diperlukan praanggapan untuk mencari kemungkinan proposisi atau kalimat yang muncul sebelum wacana dihadirkan. Dalam penganalisisannya konteks situasi dan kekuasaan turut berperan dalam proses pemaknaan. Dari hasil penganalisisannya dapat disimpulkan bahwa kata hajar dalam kasus penembakan Brigadir Josua tidak hanya dianggap sebagai perintah untuk memukuli lawannya sampai tidak berkutik namun dapat dianggap sebagai perintah untuk melakukan penembakan. Kata back up mengandung makna secara implisit adalah mendukung atau menyokong. Kata amankan merupakan verba perintah untuk memberikan perlindungan. Dua kata ini mengandung makna konotasi negatif karena digunakan untuk peristiwa atau kegiatan pelanggaran hukum atau norma. Dalam kajian secara kritis pernyataan yang di dalamnya mengandung kata-kata ini secara implisit bermakna perintah untuk melakukan penembakan, bukan hanya sekedar perintah untuk memberikan perlindungan.

References

Alwi, Hasan. dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Alwasilah, Chaedar. 1997. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Budiardjo, Miriam. 1994. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia.

Bolinger, D. 1981. Language The Loaded Weapon: The Use and Abuse of language Today. London: Longman Group Limited.

Carter. 1985. Otoritas dan Demokrasi. Jakarta: Rajawali.

Chaer, Abdul. 2020. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Tangerang: Universitas Terbuka.

Cook, Guy. 1989. Discourse. Oxford: Oxford University Press.

Dhakidae, Daniel. 1996. (ed. Yudi Latif) Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di panggung Orde Baru. Bandung: Mizan.

Eriyanto. 2005. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis.

Fairclaugh, Norman. 1995. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. London: Longman.

Fairclaugh, Norman. 2003. Language and Power. New York: Longman Group UK Limited.

Fowler, Roger. 1985. dalam van Dijk, T. (ed) Handbook of Discourse Analysis Volume 4: Discourse Analysis in Society (hal. 61-82). London:Academy Press.

Harjanti, Fransisca Dwi. 2013. Penggunaan Bahasa dalam Perepresentasian Kekuasaan di Media Massa Cetak. Disertasi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI online). Htpp://kbbi.web.id.

Leech, Geoffrey. 1981. Principles of Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

Rani, Abdul. dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayu Media.

Santoso, Anang. 2009. Teori Wacana: dari Deskriptif ke Kritis. Makalah Disajikan pada Seminar Bahasa dalam Rangka Pekan Bahasa dan Seni. Unesa.

Samsuri. 1997. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wodak, Ruth and M. Meyer. 2006. Methods of Critical Discourse Analysis. London: Sage Publisher.

Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka.

Downloads

Published

2023-11-19

How to Cite

Harjanti, F. D., & Ardiansyah, R. (2023). Upaya Memahami Makna Kata hajar, aman dan back up dalam Kasus Penembakan Brigadir Josua Melalui Kajian Wacana Kritis. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan Dan Kesusastraan, 15(1), 83–102. https://doi.org/10.26594/diglossia.v15i1.3853

Issue

Section

Articles