TUTURAN UMPATAN ≠ MARAH

Authors

  • Husnul Hamidiyah

DOI:

https://doi.org/10.26594/diglossia.v2i2.93

Abstract

Husnul Hamidiyah

SMAN 1 Waru Sidoarjo

diglossiafbs@gmail.com

 

Abstrak

Hampir setiap bahasa di dunia memiliki berbagai bentuk umpatan yang unik dengan latar belakang budaya masing – masing, termasuk Indonesia dan Jepang. Hal ini perlu dipahami secara mendalam, mengingat sebagai pembelajar bahasa Jepang juga harus mengerti dan membandingkan bagaimana pertuturan bahasa sehingga dapat tercipta suatu suasana komunikasi yang harmonis dan baik. Tuturan umpatan dalam bahasa Jepang biasa disebut dengan istilah nonoshiri hyougen. Ada empat bentuk Nonoshiri hyougen dalam teori Andersson (dalam Karjalainen 2002:17) dibagi menjadi empat tipe. Setiap tuturan umpatan mengandung konteks emosi yang tidak hanya mengungkapkan situasi kemarahan tetapi juga dapat mengungkapkan konteks emosi keterkejutan, ketakutan, kesedihan, kesukaan , kegembiraan, da kebosanan (Boeree 2008:124). Orang – orang perlu memahami konteks dengan cepat yang menutupi sebuah tuturan umpatan ketika seorang penutur atau pendengar melakukannya. Dikarenakan pemahaman yang baik pada pemaknaan, bentuk ,tujuan , motif, dan fungsi dari Nonoshiri hyougen  atau tuturan umpatan diharapkan dapat menghindarkan persepsi yang salah diantara penutur -  penutur bahasa dalam komunikasi interkultural. Jadi komunikasi antar ras, etnik, agama, dan Negara dapat berjalan dengan lancar.

kata kunci: tuturan umpatan, kemarahan

 


Abstrak

Almost every language in the world has many unique forms of vituperation against the background of their respective cultures, including Indonesia and Japan. The existence of a unique culture swearword in foreign languages must be understood in depth, given as a Japanese language learner should also understand and comprehend a conversation. Swearwords in Japanese utterances commonly referred to as  nonoshiri hyougen. There are four forms of Nonoshiri Hyougen (Swearwordsproposed by Anderson ( in Karjalainen 2002:17 ). Every swearwords containing emotive context which not only expressed in situation of anger, but also can be expressed in the emotive context of surprise, fear, sadness, like, happy, and bored (Boeree, 2008:124). People need to understand the context observantly overshadow a swearword when a speaker or listener role. Due to a proper understanding of the meaning, form, purpose, motive and the function of Nonoshiri Hyougen (Swearwords) is expected to prevent the wrong perception among speaker of languages in an intercultural communication. So that communication between races, ethnics, and nations can work well.

key words: swearwords, anger

Author Biography

Husnul Hamidiyah

SMAN 1 Waru Sidoarjo

Published

2011-04-13

How to Cite

Hamidiyah, H. (2011). TUTURAN UMPATAN ≠ MARAH. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan Dan Kesusastraan, 2(2). https://doi.org/10.26594/diglossia.v2i2.93

Issue

Section

Articles