https://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/issue/feedDiglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan2024-07-31T00:00:00+00:00Herjanti Nursuksmaningtyas Sjurnal.diglossia@fbs.unipdu.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan</strong> (Print-ISSN:<a title="nomor pISSN" href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2085-8612"> 2085-8612</a> and Online-ISSN: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2528-6897">2528-6897</a>) is a journal of Linguistics and Literature which is published twice a year in April and September by English Literature Department, Faculty of Business and Languages, University of Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, East Java, Indonesia.</p> <p>Diglossia has been accredited <strong>SINTA 4</strong> since September 2019. The journal covers research or conceptual framework on linguistic and literature issues. For linguistics, it covers sociolinguistics, discourse analysis, critical discourse analysis, pragmatics, stylistics, translation, and others. In the area of literature, it covers literary history, literary theory, literary criticism, and others, which may include written texts, movies, and other media. Articles published in the journal are written in Indonesian or English. Diglossia publishes 6 articles for each volume since Volume 01 Number 1 to Volume 14 Number 2. However, Diglossia publishes 10 articles for each volume since Volume 15 No 1, 2023. Authors are encouraged to submit complete, unpublished, original, and full-length articles that are not under review in any other journals. </p> <p>This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. Its overriding objective is to provide a forum for scholars and practitioners in the mentioned areas to address a broad cross-section of the professions. By providing a public platform for publication, Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Linguistik dan Kesusastraan <strong>expects </strong>to encourage the global community to think more broadly, thoroughly, and analytically concerning issues in the study of language and literature.</p>https://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4027Analisis Strukturalisme Dinamik dalam“Sajak Burung-Burung Kondor” Karya W.S. Rendra2023-10-12T02:34:26+00:00Ruli Andayaniruli.andayani@gmail.comIndra Mardiyanandramardi@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kepaduan antara struktur fisik dan batin puisi “Sajak Burung-Burung Kondor” karya W.S. Rendra melalui pendekatan strukturalisme dinamik. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan (1) membaca puisi secara intensif; (2) mencatat secara cermat struktur fisik (korespondensi bunyi, rima, diksi, kata konkret, majas, dan pelambangan); (3) menganalisis struktur batin (tema, nada, suasana, dan amanat); dan (4) menyimpulkan hasil penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membaca puisi secara berulang-ulang dan membandingkan data dengan kajian teori dari berbagai sumber pustaka yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur fisik dan batin puisi ini memiliki hubungan kuat dalam membangun makna secara utuh. Penyair memberdayakan penggunaan korespondensi bunyi ritmis, rima, kekuatan diksi, kata konkret, majas, perlambangan untuk memberikan rasa, nada, dan makna puisi. Melalui puisi ini, Rendra menyampaikan kegetiran nasib para petani-buruh sekaligus kegeramannya pada tuan tanah dan pemerintah yang tidak peduli pada penderitaan.</p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/3858Kesalahan Berbahasa Pada Tataran Morfologi dalam Karya Tulis Ilmiah Siswa Kelas XII2023-10-14T04:54:58+00:00Diva Akmalitaa310210030@student.ums.ac.idMarkhamah Markhamahmar274@ums.ac.id<p>Manusia memerlukan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa juga sangat berperan dalam dunia pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan pada tataran morfologi dalam karya tulis ilmiah siswa kelas XII, menguraikan pembetulannya, dan menjelaskan penyebabnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa kalimat dalam karya tulis ilmiah siswa kelas XII yang mengandung kesalahan morfologis. Data bersumber dari lima dokumen karya tulis ilmiah siswa kelas XII di salah satu SMA di Kudus, Jawa Tengah. Setiap dokumen disusun oleh dua orang siswa, sehingga responden penelitian berjumlah 10 orang. Untuk mengumpulkan data, digunakan teknik baca, teknik catat, dan kuesioner/angket. Analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan morfologis pada karya tulis ilmiah siswa kelas XII meliputi: (1) kesalahan penulisan preposisi di dan ke, (2) kesalahan afiks, (3) kesalahan penulisan reduplikasi, dan (4) kesalahan pemajemukan. Penyebab terjadinya kesalahan morfologis pada karya tersebut, di antaranya: (1) siswa kurang membaca dan memperbanyak referensi, (2) kurangnya pembiasaan menulis, (3) kurangnya ketelitian siswa dalam menulis, dan (4) kurangnya arahan dan bimbingan guru.</p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4456Analysis Of Suffixed Words of Plywood Manufacturing Article2024-07-02T05:28:40+00:00Eugene Chung 311202202473@dinus.ac.idFlorence Hadi Soeroyo Oei 311202202476@dinus.ac.idMisbachul Munir Al Fattah 311202202480@dinus.ac.idJumanto Jumantojumanto.udinus@gmail.com<p>The purpose of this research to find out and analyze suffix word of the manufacturing process. The primary goal of this research is to determine how the suffixing process occurs in the manufacturing plywood. Plywood stands as a foundational building material, comprising thin wood layers or plies bonded together with adhesive. It divides into two primary categories: softwood plywood and hardwood plywood, each aligning with specific tree species. Coniferous varieties, such as firs and pines, predominantly contribute to softwood plywood, while deciduous species, including oak, poplar, maple, cherry, and larch, find prominence in hardwood plywood.</p> <p> </p> <p>Softwood plywood undergoes production by bonding multiple layers of dry softwood veneers with adhesive. Its versatile applications encompass wall siding, sheathing, roof decking, concrete formboards, floors, and containers. Within industrial classifications, it falls under Standard Industrial Classification (SIC) code 2436 and North American Industrial Classification System (NAICS) code 321212 for "Softwood Plywood and Veneer."</p> <p> </p> <p>On the other hand, hardwood plywood emerges from the bonding of hardwood veneers using adhesive. The face and back layers encase a core, typically composed of lumber, veneer, particleboard, or medium density fiberboard. Hardwood plywood manifests in various forms, from panels to specialized components like curved hardwood plywood, seat backs, and chair arms. Its domain of application extends to interior uses such as furniture, cabinets, architectural millwork, paneling, flooring, store fixtures, and doors. Classified under SIC code 2435 and NAICS code 321211 for "Hardwood Plywood and Veneer," this type of plywood showcases a distinct production process.</p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4495Tindak Tutur yang Muncul dari Hasil Respons Mitra Tutur Terhadap Tuturan Komisif2024-07-11T00:20:14+00:00Muhammad Ramadhan Naziih Al Baihaqimuhramadhan7733@gmail.comDesy Irmayantidesy.irmayanti@unitomo.ac.id<p>Berfokus pada tindak tutur ilokusi, tindak tutur jenis ini memiliki lima jenis, yaitu tindak tutur representatif (asertif), komisif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang tindak tutur yang muncul dari hasil respons mitra tutur terhadap tuturan komisif dalam anime Nisekoi karya Naoshi Komi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur apa yang muncul dari hasil respons mitra tutur dalam anime tersebut. Penelitian ini menggunakan teori jenis tindak tutur oleh Searle (1979: 12-17). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini ditemukan sebanyak 53 data jenis tindak tutur yang muncul dari hasil respons, yaitu terdiri dari 1) tindak tutur representatif muncul sebanyak 7 data; 2) tindak tutur komisif sebanyak 10 data; 3) tindak tutur direktif sebanyak 24 data; dan 4) tindak tutur ekpresif sebanyak 12 data. Dari total temuan data, jenis tindak tutur direktif paling banyak ditemukan daripada jenis tindak tutur lainnya, kemudian, tidak ditemukan adanya respons yang tergolong jenis tindak tutur deklaratif.</p>2024-08-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4625Impoliteness Strategies in Hate Comments by Netizens Towards K-Pop on Social Media2024-07-28T01:41:22+00:00Balgiz Khairun Nisabalgiz.khairun.nisa-2019@fib.unair.ac.idAnna Dewantiannasasing79@gmail.comSalimah Salimahsalimah@fib.unair.ac.id<p>One phenomenon that has become popular in Indonesia is the entry of Korean culture. Korean culture strongly influences various aspects of daily life, one of which is musical taste, namely K-pop music, which is in great demand by young people. However, only some have the same interests, so some netizens comment negatively on K-Pop on Instagram. This study aims to determine the types of impoliteness strategies and functions of impoliteness used by netizens in commenting on K-Pop on Instagram. This study used a descriptive-qualitative method. The writer has collected 37 comments from March 2022 to March 2023. In analyzing the data, the writer used the theory proposed by Culpeper (1996) for the types of impoliteness strategies and Culpeper's (2011) for the functions of impoliteness. The results of the study show that netizens used four impoliteness strategies in their hate comments only: bald on-record impoliteness is 11 comments, positive impoliteness is 12 comments, negative impoliteness is 5, and sarcasm or mock politeness is nine comments. Positive impoliteness becomes the most frequent strategy; furthermore, this study found two functions of impoliteness: affective impoliteness and entertaining impoliteness. Affective impoliteness appears as the dominant function in this study. The study is expected to raise awareness about being wiser when commenting on social media without applying impoliteness strategies. </p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4668Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Tokoh Utama Seita dalam Anime Hotaru no Haka Karya Isao Takahata2024-07-10T23:06:56+00:00Siti Sabi'a1622000057@surel.untag-sby.ac.idNovi Andarinoviandari@untag-sby.ac.id<p>Psikologis manusia memiliki ragam bentuk respons yang berbeda saat mengalami suatu peristiwa. Salah satunya adalah peristiwa traumatis. Peristiwa traumatis yang dialami individu dapat memicu adanya stres sehingga menyebabkan munculnya <em>Post-Traumatic Stress Disorder</em> (PTSD). Anime <em>Hotaru no Haka</em> karya Isao Takahata menceritakan tentang tokoh utama bernama Seita yang menunjukkan gejala PTSD, dikarenakan peristiwa traumatis perang antar negara yang menyebabkan kematian keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan tinjauan teori PTSD dalam DSM-5 yang diterbitkan oleh APA. Permasalahan yang diangkat ialah mengenai kriteria diagnostik peristiwa traumatis dan gejala PTSD pada tokoh utama Seita. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan dokumentasi teks yang diambil dari dialog dan monolog, serta tangkapan layar sebagai penguat untuk mengungkapkan hasil penelitian yang dipaparkan dalam bentuk kata. Pada kasus PTSD usia lebih dari 6 tahun, DSM-5 mengatakan bahwa terdapat 4 kriteria diagnostik peristiwa traumatis yang menjadi penyebab munculnya gejala PTSD yang terdapat 4 kategori gejala dengan masing-masing mempunyai ciri-ciri sebagai pembuktian munculnya gejala gangguan. Tokoh utama Seita yang berumur 12 tahun dalam anime <em>Hotaru no Haka </em>ditemukan mengalami seluruh kriteria diagnostik peristiwa traumatis dan juga menunjukkan adanya semua gejala PTSD. Hasil penelitian yang ditemukan pada tokoh utama Seita pada kriteria diagnostik peristiwa traumatis ialah mengalami perang, menyaksikan kematian korban perang, mengetahui kematian keluarga akibat perang, dan mengalami paparan berulang terhadap peristiwa traumatis yang menjadi penyebab munculnya gejala PTSD berupa gejala intrusi, penghindaran, perubahan negatif dalam kognisi, serta perubahan gairah dan reaktivitas.</p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4657Penggemar Grup Idola Arashi di Indonesia: Fenomena Budaya Populer Global dan Fan Culture2024-07-02T05:23:24+00:00Firtha Ayu Rachmasarifirtha.ayu@fib.unair.ac.idAlmira Fidela Arthaalmira.fidela@fib.unair.ac.idDhaniswari Ananta Ayu dhaniswari.ananta@fib.unair.ac.id<p>Munculnya istilah budaya populer global ditandai dengan fenomena mudahnya budaya populer suatu negara menjadi tren secara global. Salah satunya adalah budaya populer yang berasal dari Jepang, seperti anime, manga hingga musik J-Pop. Kepopuleran musik J-Pop secara tidak langsung ikut mengenalkan grup-grup idola Jepang seperti Arashi. Arashi memiliki cukup banyak penggemar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penggemar Arashi di Indonesia layaknya penggemar Arashi di negara asalnya yaitu Jepang, juga melakukan berbagai macam aktivitas yang berhubungan dengan Arashi. Oleh karena itu, penelitian ini meneliti bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan penggemar Arashi di Indonesia, seperti aktivitas konsumsi, produksi hingga membentuk dan bergabung dalam suatu komunitas penggemar seperti Arashindo. Penelitian ini juga mengamati budaya penggemar di Indonesia, serta melihat bagaimana penggemar melakukan proses adaptasi dan negosiasi pada saat melakukan aktivitas tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah para anggota komunitas Arashindo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria, seperti pernah berpartisipasi dalam kegiatan komunitas Arashindo; pernah menonton konser atau menghadiri event Arashi; pernah berkunjung atau tinggal di Jepang. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh hasil: aktivitas konsumsi penggemar Arashi di Indonesia tidak hanya ditandai dengan membeli CD, DVD, goodies konser dan produk iklan yang dibintangi Arashi saja, tetapi juga berupa datang ke konser dan menonton acara televisi; penggemar tidak hanya menjadi konsumer, tetapi juga produser yang menghasilkan sebuah fanwork; penggemar mengalami proses adaptasi dan negosiasi ditunjukkan dengan keinginan belajar bahasa Jepang hingga keinginan mengetahui lebih banyak tentang budaya Jepang.</p> <p><strong>Kata kunci: arashi, budaya penggemar, budaya populer global, komunitas penggemar</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The term of global popular culture is marked by the phenomenon in which the popular culture of a country easily becomes a global trend, for example, Japanese popular culture, such as anime, manga and J-Pop music. The popularity of J-Pop music indirectly introduced many Japanese idol groups such as Arashi. Arashi has quite a lot of fans around the world, as well as in Indonesia. Similar to Japanese fans, Indonesian fans carry out various activities related to the idol. Therefore, this study examines the forms of activities carried out by Arashi fans in Indonesia, such as consumption, production as well as forming and joining a community, namely Arashindo. This study also observes fan culture in Indonesia and sees how fans through the adaptation and negotiation process while carrying out these activities. The informants, in this study, were members of the Arashindo who were selected using a purposive sampling technique based on several criteria, that are having participated in Arashindo community activities; been to an Arashi concert/event; have visited or lived in Japan. The data collection method used is in-depth interviews. From these interviews, the results obtained that: the consumption activities of Arashi fans in Indonesia are not only marked by buying CDs, DVDs, concert goodies and advertising products starring Arashi, but also by coming to concerts and watching television programs; fans are not only consumers, but also producers who produce a fanwork; fans go through the process of adaptation and negotiation shown by the desire to learn Japanese, and also the desire to know more about Japanese culture.</p> <p><strong>Keywords: </strong><strong>arashi, fan culture, global popular culture, fan community</strong></p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4802Nilai-Nilai Filosofis dalam Novel “The Alchemis” Karya Paulo Coelho2024-07-18T02:42:04+00:00Fransisca Dwi Harjantifransisca_dwiharjanti@uwks.ac.idRoely Ardiansyahroelyardiansyah_fbs@uwks.ac.id<p>Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesusasteraan dan Filsafat. Penelitian ini menganalisis novel yang berjudul the Alchemist karya Paolo Choelho dengan menggunakan teori filsafat. Yang menjadi kajian dalam novel ini adalah nilai-nilai filosofis yang di antaranya adalah nilai eksistensialisme, skeptisisme, dan empirisme. Tujuan dalam penelitian ini antara lain mendeskripsikan nilai-nilai eksistensialisme, skeptisisme, dan empirisme yang terdapat dalam novel The Alchemist karya Paulo Coelho. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengunakan metode pengumpulan data dokumentasi dengan teknik catat bebas libat cakap. Data dalam penelitian ini adalah nilai-nilai folosifis yang di antaranya adalah nilai eksistensialisme, skeptisisme, dan empirisme yang diambil dari novel berjudul the Alchemist karya Paulo Coelho. Hasil penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut. Pertama, nilai eksistensialisme ditandai dengan dibuatnya beberapa keputusan dan pilihan yang dapat mengubah jalan hidup seseorang. Keputusan yang telah dibuat tokoh utama dalam novel The Alchemist yang dijadikan pilihan dalam hidup diantaranya adalah keputusan untuk meninggalkan seminari, keputusan untuk memberitahukan tanda-tanda, dan keputusan untuk mengikuti nasihat orang lain. Kedua, nilai skeptisisme ditandai dengan sikap keragu-raguan. Keragu-raguan tersebut diantaranya adalah ketika tokoh utama memutuskan keluar dari pilihan hidupnya selama ini, keraguan terhadap arti sebuah mimpi, dan keraguan terhadap nasihat dari orang lain. Ketiga, nilai empirisme ditandai dengan munculnya pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman hidup. Beberapa pengetahuan yang didapatkannya di antaranya adalah pengetahuan tentang sebuah kebiasaan bukan hanya dimiliki manusia melainkan binatang, pengetahuan tentang tanda-tanda yang berasal dari mimpi, pengetahuan tentang dusta terbesar, pengetahuan tentang jiwa dunia, kemampuan membaca tanda-tanda, pengetahuan tentang rahasia kebahagiaan, pengetahuan adanya bahasa universal, pengetahuan tentang ilmu alkemia, ajaran bahwa hidup sudah digariskan/dituliskan oleh Tuhan, ajaran mengenai kebaikan Tuhan, ajaran tentang hal-hal yang diharamkan/dinajiskan, ajaran tentang cinta sejati, dan ajaran tentang adanya suara hati.</p>2024-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4457An Analysis Affixation Of English Disney’s Frozen Songs2024-05-29T03:48:12+00:00Rena Odelia311202202437@mhs.dinus.ac.idRandy Willy Pratama311202202445@mhs.dinus.ac.idGista Purnama Putri 311202202447@mhs.dinus.ac.idJumanto Jumantojumanto.udinus@gmail.com<p>This paper explores the morphological phenomenon of an affixation in a particular context of song lyrics. The context as the data source is popular kids’ song, where in this present research, the researchers have selected Let It Go Song under particular consideration. The main thing to learn for language mastery is words. The words are dealt with in morphology, as they affect the spelling, reading comprehension, and vocabulary. This research paper dealt with derivation and inflection within the morphological analysis. The popular kids’ song was chosen as the data source, as the researchers found that the lyrics within the Kids Song are authentically native English. This study is descriptive qualitative research, in which researchers seek to find out the Affixation behaviors from words in the <em>Let It Go Song Lyrics</em>. The results found in this study were Prefix consisting of an affix which is placed before the stem of a word. and Suffix consisting of a letter or group of letters added at the end of a word which makes a new word. The Prefix and Suffix analyses were described with tables and captions, and suitable accounts. Upon the results of the findings, it is hoped that students of linguistics find it easy and enjoyable to learn morphology, especially in the topic areas of Affixation.</p>2024-08-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraanhttps://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/4248Jenama Internasional di Tengah Konflik: Wacana Kritis Mcdonald’s Indonesia dan Malaysia dalam Konflik Israel-Palestina2024-07-23T03:11:20+00:00Tiara Viona Veronicatiaravi2003@gmail.comRizky Abrianrisky.abrian@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan strategi penggunaan bahasa yang terdapat dalam pernyataan resmi McDonald’s Indonesia dan Malaysia dengan tiga dimensi wacana yang terdapat dalam pernyataan resmi tersebut, yaitu dimensi tekstual (mikrostruktural), praktik wacana (mesostruktural), dan sosio-kultural (makrostruktural). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif-kualitatif yang menerapkan pendekatan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, transkripsi, dan alih bahasa. Sumber data penelitian ini adalah unggahan Instagram <em>@mcdonaldsid</em> dan <em>@mcdonaldsmalaysia</em> pada tanggal 23 Oktober 2023 dan 15 Oktober 2023 yang memberikan klarifikasi mengenai dugaan kolaborasi dengan Israel. Data yang diambil berupa frasa dan kalimat yang mengandung pemanfaatan alat kebahasaan untuk membentuk wacana dan pemahaman publik dalam pernyataan resmi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Respons terhadap pernyataan McDonald’s Indonesia cenderung kritis, menyoroti ketidakjelasan dukungan terhadap Palestina dan menduga pernyataan tersebut sebagai taktik diplomasi. 2) Sebaliknya, respons terhadap pernyataan McDonald’s Malaysia lebih positif, dengan masyarakat mengapresiasi sikap tegas perusahaan dalam memisahkan tindakan operator di Israel dari kebijakan global. 3) Perbandingan kedua pernyataan menunjukkan bagaimana dua perusahaan McDonald’s mengelola isu sensitif dengan strategi komunikasi yang berbeda untuk membentuk citra dan pemahaman publik yang diinginkan.</p>2024-08-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan