Rina Suci Andriani
Mahasiswa Program Pascasarjana Unesa – Surabaya
rinaunipdu@gmail.com
Abstract
The language test intended to measure the students' communicative abilities in this case is
the student communicative test in the target language and not merely in the form of the final
or summative test. In the process, the good one is the test in the process, during the ongoing
process of learning. The purpose of this test is to show and fix the mistakes or errors made by
the students. The language test to measure the student learning outcomes should be
appropriate to the nature of language teaching conducted. The forms and nature of the test is
so bound to the nature of language teaching applied. The Javanese language teaching for
children whose mother?s mother tongue is Javanese will certainly be different from the
teaching of Bahasa Indonesia as a second language. It is because the children have mastered
the language for communication purposes both representatively and productively. The
Differences of the nature and status of the teaching of the languages require different
language tests for language learners, especially concerning the scope of material and level of
difficulty of the test items.
Keywords: language test, students, teaching and learning process
Abstrak
Tes kebahasaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan komunikatif siswa Dalam
hal ini yaitu tes komunikatif siswa dalam bahasa target dan tidak semata-mata hanya berupa
tes akhir atau sumatif saja. Dalam proses tersebut yang baik adalah tes dalam proses,
selama masih berlangsung proses pembelajaran. Tujuan dari tes ini yaitu menunjukkan dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Tes kebahasaan yang dimaksudkan
mengukur hasil belajar siswa hendaknya sesuai dengan sifat pengajaran bahasa yang
dilakukan. Wujud dan sifat tes sangat terikat sifat pengajaran bahasa yang dikenakan kepada
siswa di sekolah yang bersangkutan. Pengajaran bahasa Jawa bagi anak-anak yang
berbahasa ibu bahasa jawa tentunya akan berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia
yang merupakan bahasa kedua. Hal itu disebabkan anak-anak telah menguasai bahasa untuk
keperluan komunikasinya baik bersifat representative maupun produktif. Perbedaan sifat dan
kedudukan pengajaran bahasa tersebut menuntut perbedaan tes kebahasaan bagi siswa
pembelajar bahasa khususnya yang menyangkut cakupan bahan dan tingkat kesulitan butir-
butir tes.
Kata Kunci: Tes Kebahasaan, siswa, proses belajar mengajar