IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH
Kata Kunci:
Pendidikan Budaya, Karakter Bangsa, KTSPAbstrak
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilaiyang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu ditanamkan dan dikembangkan lewat dunia pendidikan, dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah, dengan tujuan untuk mereaktualisasi konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa di sekolah agar dalam pelaksanaannya diterapkan ke dalam kurikulum di sekolah dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Education is a conscious effort to develop the potential of learners optimally. The conscious effort may not be separated from the learners’ environment, especially the cultural environment. It must be done due the students live inseparable in their environment which acted upon the rules of the culture. Basically, the development of culture and the national character are not included as the main subject but integrated into a lesson, self-development, and school culture. Therefore, the joining between the teachers and the schools will integrate the values developed in the cultural education and the national character into KTSP, syllabus and lesson plan that are available. The cultural education and the national character need to be invested and developed through education. It also can be implemented in an integrated manner with educational activities in schools, with the aim to re-actualize the concept of culture and national character education in schools so that the implementation is applied into the curriculum at school. Hopefully it will be done by the learners in everyday life.
Referensi
Dhikrul, Hakim. Hubungan Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Profesionalisme Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam di MAN Murukan Jombang. Tesis. Program Pasca Sarjana Unidpu Jombang, 2008.
_______________. “Makna Strategi Pendidikan Unggul Menyongsong Pasar Tunggal Asean 2015”. Prosiding Seminar Nasional Competitive Advantage I Peningkatan Daya Saing Daerah dalam Menghadapi Pasar Tungal Asean 2015. Unipdu Jombang, 2011.
Engkoswara. Instructional Strategy of Civic Education at Certain School Level. Bandung: Center for Indonesian Civic Education, 1999.
Kementerian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas, 2010.
Kunandar. Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Muhadjir, Noeng. “Problematika pendidikan menghadapi tantangan tahun 2020”. Makalah Seminar HIPISS Cabang Yogyakarta di Universitas Gaja Mada Yogyakarta, 24 oktober 1995.
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Muslih, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Balitbang Kemendiknas, 2010.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Puskurbuk, 2011.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah?Creative Commons Attribution License?yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat?Efek Akses Terbuka).