STUDI KOMPARATIF TENTANG KONSEP POTENSI ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF JOHN DEWEY DAN PENDIDIKAN ISLAM

Penulis

  • Azimatul Khoirot Madrasah Tsanawiyah Negeri Perak Jombang

Kata Kunci:

Potensi Anak Didik, John Dewey, Pendidikan Islam

Abstrak

Artikel ini membahas konsep potensi anak didik dalam perspektif John Dewey dan perspektif pendidikan Islam. Penulis mengkaji dua konsep tersebut dengan pendekatan komparatif. Kedua konsep potensi anak didik tersebut menarik untuk dikaji, karena baik Dewey maupun pendidikan Islam mangakui adanya potensi tambahan. Walaupun demikian, keduanya berbeda dalam hal perkembangan dan tujuan akhir dari potensi tersebut. Menurut Dewey manusia dibekali dua potensi dasar berupa akal dan bakat. Kedua potensi ini berkembang menjadi baik dan buruk sesuai dengan pengaruh lingkungan yang melingkupinya. Dalam pandangan Dewey, potensi tidak memiliki tujuan akhir, tatapi berjalan dinamis mengikuti pengaruh sosial yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan Dewey, pendidikan Islam memandang potensi dasar anak didik terdiri dari tiga komponen yang saling memparuhi. Tiga kompetensi dasar tersebut berupa jasmani, akal dan ruh. Ketiga potensi ini mempunyai kecenderungan untuk menjadi baik, tetapi dalam perkembangannya bisa keluar dari kecenderungan dasarnya karena pengaruh lingkungan. Tujuan akhir dari potensi dasar anak didik ini untuk mengabdi kepada pencipanya, Allah Swt.

The article will discuss about student's hidden strength dan passion based on John Dewey dan islamic education view. Both concepts were investigated by applyng comparative approach. I was interested to have this discussion due both have recognized hidden strength and passion. However, there are some aspects that distinguish both John Dewey and Islamic Education view; they ar development and to goal John Dewey explained the every human being have been endowed with intelligence and talent as basic hidden strength and passion. These develop become good and worst influenced by the society they live in. He also stated thad hidden strength and passion have no purpose, but they run smoothly, influenced by daily life social control. in contrast with Dewey, Islamic education view hidden strength and passion consist of tree mutually affect basic component. They ar body, intelligence and spirit. Those tree components intend to be good; nevertheless they are possible to change due the influence of social daily life. The final goal is to serve the God.

Referensi

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, M. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, M. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Asy'ari, Sapari Imam. 2005. Sosiologi. Sidoarjo: Muhammadiyah University Press.

Barnadib, Imam. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Andi Offset.

Departemen Agama RI. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Mahkota.

Djalaluddin dan Abdullah Idi. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Iman, Muis S. 2004. Pendidikan Partisipatif. Yogyakarta: Safria Insania Press.

Jalaluddin. 2002. Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Langgulung, Hasan. 1998. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan, Jakarta: Bintang Ilmu.

Muhaimin. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigendakar.

Nizar, Samsul. 2001. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Nata, Abudin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Sadullah, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, Y.B. 2004. Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Soejono, A.g. 2002. Aliran-Aliran Baru dalam Pendidikan. Bandung: Ilmu.

Wasty Soemanto dan Hendyat Soetopo. 1999. Dasar dan Pendidikan Dunia. Surabaya: Usaha Nasional.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Bayu Indra Grafika.

Unduhan

Diterbitkan

2015-10-10

Terbitan

Bagian

Artikel