HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI SERAT DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI DUSUN TAMBAKBERAS DESA TAMBAKREJO KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG
Abstrak
ABSTRAK
Semua orang dapat mengalami konstipasi terlebih pada lanjut usia akibat gerakan peristaltik lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional (hubungan/asosiasi) dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri dari 63 orang dengan jumlah sampel sebanyak 54 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independent adalah “tingkat konsumsi serat†dan variabel dependent “kejadian konstipasi pada lansiaâ€. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji statistik spearman rho dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hasil analisa menunjukkan hampir setengah responden yang berjumlah 18 (33,3 %) responden tidak mengalami konstipasi dengan tingkat konsumsi serat cukup dan sebagian kecil responden mengalami konstipasi kronis dengan tingkat konsumsi serat kurang yang berjumlah 8 (14,8 %) responden. Dari uji statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman rho didapatkan hasil signifikansi 0.025 (≤ 0,05) dan koefisien korelasi -0,305 berarti ada hubungan antara tingkat konsumsi serat dengan kejadian konstipasi. Lansia yang mengalami kostipasi disebabkan karena kurang dalam mengkonsumsi serat, kurang minum, kurang gerak, dan sering menunda buang air besar. Maka diharapkan lansia di dusun Tambakberas desa Tambakrejo kecamatan Jombang kabupaten Jombang meningkatkan konsumsi serat sehingga diharapkan kejadian konstipasi dapat berkurang.
Kata Kunci : Konsumsi Serat, Kejadian Konstipasi, Lansia
Â
ABSTRACT
All people may experience constipation especially in the elderly due to slower peristaltic movements and other possible factors. Most the occurrence of constipation occurs when they have less fiber consumption, less drinking, and lack of exercise. The case of constipation generally (4-30 percent) suffered to 60 years and over. The design used in this study is corelational with cross sectional approach. The population consists of 63 people with 54 respondents as sample which taken by using simple random sampling technique. The independent variable is "the level of fiber consumption" and the dependent variable is "the incidence of constipation in the elderly". The data collected are analyzed by statistic Spearman's rho test with the level significance of α = 0.05. The analysis results that half of respondents (18 respondents (33.3%)) who have enough fiber consumption do not experience constipation; while fairly small portion of respondents (8 respondents(14.8%)) who have insufficient fiber consumption experienced chronic constipation. The result of the statistical tests using Spearman's rho test shows a significant correlation of 0.025 (≤ 0.05) with the correlation coefficient of -0.305 which means there is a relationship between the level of fiber consumption and the incidence of constipation. The incidence of constipation in elderly are commonly because of less fiber consumption, less drinking, less motion, and the frequent restraining of defecation. Therefore it is suggested that the elderly in Tambakrejo, Tambakberas village, Jombang district, Jombang regency increase their fiber consumption to reduce the incidence of constipation.
Keywords: consumption of fiber, constipation, elderly