Rekonstruksi Pendidikan Islam Bervisi Inklusif-Multikultural sebagai Paradigma Transformasi Epistemologis Pendidikan Nasional
Kata Kunci:
Reconstruction, Islamic education, inclusive-multicultural, epistemological, national education.Abstrak
This discourse departs from the sharp criticism of some groups towards the learning of religious education, which tends to be exclusive at various levels of education which is allegedly limited to promoting their correct religious mindset, and other groups are seen as misguided. The purpose of this discourse is to explore the design and format of the reconstruction of Islamic education with an inclusive-multicultural vision as a paradigm for the epistemological transformation of national education. This library research-based discourse resulted in findings of the importance of reconstructing the components of Islamic education with an inclusive-multicultural vision, especially in curriculum design, educator figures, and the effectiveness of learning strategies. The redesign of these components is expected to be a paradigmatic basis for the ideal transformation of the national education model in the future.Referensi
Amirullah. “Polisi Tangkap 10 Pelaku Perusakan Rumah Ibadah Ahmadiyah.” Tempo, September 5, 2021. https://nasional.tempo.co/read/1502745/polisi-tangkap-10-pelaku-perusakan-rumah-ibadah-ahmadiyah.
Antara. “Penyerangan Masjid Ahmadiyah Sintang, Polisi Sebut Tak Ada Korban.” tirto.id. Accessed September 7, 2021. https://tirto.id/penyerangan-masjid-ahmadiyah-sintang-polisi-sebut-tak-ada-korban-gjcm.
Baidhawy, Zakiyuddin. Pendidikan agama berwawasan multikultural. Erlangga, 2005.
Firdausia, Nury. “Al-Quran Menjawab Tantangan Pluralisme Terhadap Kerukunan Ummat Beragama.” ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 14, no. 1 (September 11, 2013): 43–56. https://doi.org/10.18860/ua.v0i0.2323.
Ibrahim, Ruslan. “Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama.” EL-TARBAWI 1, no. 1 (2008): 115–27. https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol1.iss1.art9.
“IPI MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MULTIKULTURAL : View Article.” Accessed September 8, 2021. http://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=391671.
“Model Pendidikan Multikultural Dalam Pendidikan Islam.” Accessed September 8, 2021. https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=mzhCbBYAAAAJ&citation_for_view=mzhCbBYAAAAJ:d1gkVwhDpl0C.
Muliadi, Erlan. “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural Di Sekolah.” Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (2012): 55–68.
“Multikulturalisme : Tantangan-Tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional / H.A.R. Tilaar | OPAC Perpustakaan Nasional RI.” Accessed September 9, 2021. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=23064.
Muqoyyidin, Andik Wahyun. “Deradikalisasi Pendidikan Islam Dan Tantangannya Di Indonesia.” Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2013: Distinctive Paradigm of Indonesian Islamic Studies; Towards the Renaissance of Islamic Civilization. Accessed April 14, 2019. https://www.academia.edu/35506519/Deradikalisasi_Pendidikan_Islam_dan_Tantangannya_di_Indonesia.
———. “Membangun Kesadaran Inklusifmultikultural Untuk Deradikalisasi Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 (2013): 131–51.
Octaviani, Laila. “PANDATARA DAN JARLATSUH: MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG.” Jurnal Komunitas 5 (April 1, 2013). https://doi.org/10.15294/komunitas.v5i1.2383.
Persada, Syailendra. “Komnas HAM Beberkan Penyebab Perusakan Masjid Ahmadiyah Di Sintang.” Tempo, September 6, 2021. https://nasional.tempo.co/read/1502910/komnas-ham-beberkan-penyebab-perusakan-masjid-ahmadiyah-di-sintang.
Rahim, Rahmawaty. “SIGNIFIKANSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL TERHADAP KELOMPOK MINORITAS.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 12, no. 1 (2012): 161–82. https://doi.org/10.24042/ajsk.v12i1.634.
Raihani, Raihani. “ISLAM DAN KEMAJEMUKAN INDONESIA Studi Kasus Pesantren Dan Pendidikan Multikultural,” 2010. https://www.semanticscholar.org/paper/ISLAM-DAN-KEMAJEMUKAN-INDONESIA-Studi-Kasus-dan-Raihani/f995196e4f6e240b2bf3643019aa8fe4be9c2a81.
“REKONSTRUKSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: SEBUAH UPAYA MEMBANGUN KESADARAN MULTIKULTURAL UNTUK MEREDUKSI TERORISME DAN RADIKALISME ISLAM - Digilib UIN Sunan Ampel Surabaya.” Accessed September 8, 2021. http://digilib.uinsby.ac.id/7615/.
Ridwan, Nur Khalik. “Pancasila Dan Deradikalisasi Berbasis Agama.” Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 (2013): 173–96.
Rokhmad, Abu. “Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 1 (2012): 79–114.
Saefulloh, Aris. “Membaca “Paradigma†Pendidikan dalam Bingkai Multikulturalisme.” INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan 14, no. 3 (2009): 547–59. https://doi.org/10.24090/insania.v14i3.375.
Supardi, Supardi. “PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN DERADIKALISASI DI KALANGAN MAHASISWA.” ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman 13, no. 2 (2014): 375–400.
Susanto, Edi. “PENDIDIKAN AGAMA BERBASIS MULTIKULTURAL,” 2006. http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/KARSA,JurnalSosialdanBudayaKeislaman/Vol%209%20No%201%202006/110-113-1-PB%20(2).pdf.
Yaqin, M. Ainul Pendidikan Multikultural : Cross - Cultural Understanding Untuk Demokrasi Dan Keadilan / M. Ainul Yaqin. Pilar Media, 2005. //library.walisongo.ac.id/slims/index.php?p=show_detail&id=13703.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan.